Senin, 28 Mei 2012

bahaya minuman soda

VIVAnews - Peneliti dari Klinik Institut Kesehatan dan Universitas Harvard Cleveland menemukan banyak mengonsumsi minuman bergula dan soda berkalori rendah diasosiasikan dengan risiko tinggi terserang stroke. Sebaliknya, kopi berkafein dan tidak berkafein memiliki risiko rendah. Studi yang dirilis pada American Journal of Clinical Nutrition ini menjadi riset pertama yang meneliti efek soda pada risiko stroke. Riset sebelumnya telah menghubungkan konsumsi minuman dengan pemanis meningkatkan berat badan, diabetes, meningkatkan tekanan darah, kolesterol, asam urat, dan penyakit arteri koroner. "Soda menjadi sumber gula tambahan pada diet," ujar penulis dan Kepala Riset di Institut Keseharan milik Klinik Cleveland, Amerika Serikat, Adam Bernstein, M.D., Sc.D. seperti dikutip dari laman Eureka.org. Mereka memahami konsumsi reguler minuman ini memberikan reaksi berantai pada tubuh yang dapat berakibat menimbulkan banyak penyakit. Stroke menjadi salah satu ancamannya. Peneliti menganalisa konsumsi soda 43.371 pria yang berpartisipasi pada Studi Lanjutan Kesehatan Profesional pada 1986-2008. Sebanyak 84.085 perempuan juga diperiksa dalam program Studi Kesehatan Perawat pada 1980-2008. Pada waktu itu, 2.938 serangan stroke diderita perempuan dan 1.416 kasus dicatat dialami pria. Pada minuman soda yang mendapat pemanis tambahan, kandungan gula dapat meningkatkan secara drastis kadar glukosa dalam darah dan insulin. Reaksi ini berakibat tubuh tidak dapat menoleransi glukosa, resistensi insulin, dan peradangan. Semuanya menjadi faktor risiko stroke iskemik. Ancaman ini lebih berat kepada perempuan dibanding pria. Sebagai perbandingan, kopi mengandung asam chlorogenic, lignan, dan magnesium. Kandungan ini berfungsi sebagai antioksidan dan dapat mengurangi risiko stroke. Bila dibandingkan dengan satu porsi soda dengan gula pemanis, satu porsi kopi tanpa kafein dikaitkan menyimpan risiko 10 persen lebih rendah untuk terkena stroke. Temuan penelitian ini menunjukkan pria dan perempuan yang mengkonsumsi lebih dari satu porsi soda berpemanis gula per hari memiliki tekanan darah lebih tinggi, kolesterol dalam darah yang tinggi, dan tingkat aktivitas fisik lebih rendah. Orang yang sering meminum soda cenderung mengonsumsi daging merah dan produk susu. Pria dan perempuan yang mengonsumsi soda kalori rendah memiliki kemungkinan penyakit kronis dan Body Mass Index (BMI) lebih tinggi. Penyelidikan ini untuk memantau asosiasi konsumsi soda pada serangan stroke. "Menurut riset USDA, konsumsi minuman berpemanis gula telah meningkat secara dramatis di Amerika Serikat selama tiga dekade. Ini memengaruhi kesehatan," ujar dokter Bernstein. Penemuan ini mengingatkan pentingnya mencari minuman alternatif pengganti soda. Air putih bisa menjadi pilihan sehat. sumber: http://teknologi.vivanews.com/news/read/307704-soda-memicu-stroke

0 komentar:

Posting Komentar